[Latest News][6]

Artikel
Dentistry Ebook
Medical Ebook

Kenali Serangga Tomcat, Waspadai Racunnya dan Tangani dengan Tepat



Apakah anda termasuk orang yang sering memukul semut ataupun serangga lainnya bila merayap ditubuh anda?
Mulai sekarang anda harus memikirkan hal tersebut dengan matang. Beberapa hari belakangan masyarakat Indonesia khususnya wilayah Surabaya, diresahkan dengan serangan sejenis serangga bernama Tomcat. Dilaporkan, 13 kecamatan di Kota Surabaya terkena dampak serangan tomcat. 


Kumbang Tomcat dalam bahasa Inggris juga sering disebut rove beetle. Jenis kumbang ini mencakup famili Staphylinidae, terdiri dari ribuan genus dan kurang lebih 46.000 spesies. Spesies Paederus Fiscipes adalah salah satu jenis kumbang yang masuk dalam genus Paederus. Totalnya, ada sekitar 12 spesies yang masuk genus tersebut.

Serangga jenis kumbang ini memang berukuran kecil. Namun memiliki racun yang berbahaya. Uniknya lagi, racun ini tak dikeluarkan melalui gigitan, tapi melalui cairan tubuhnya yang mengandung racun, maka dampaknya cukup mengerikan pada kulit. Reaksi ringannya hanya akan menyebabkan peradangan ringan di sekitar kulit. Pada tahap ini, pengobatan biasanya dapat dilakukan dengan pemberian antiradang yang dioleskan.   

Tetapi untuk reaksi yang berat, pengobatan akan lebih kompleks. Partikel bisa saja masuk ke aliran darah, sehingga peradangan kulit menyebar luas menyebabkan kulit merah, bengkak dan melepuh. Infeksi dapat menyertai apabila bersama partikel  terkandung bakteri ditandai dengan gelembung mengandung nanah yang timbul beberapa hari kemudian.   

Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai serangga ini, dengan mengenal ciri-ciri dan kebiasannya. Panjang tubuh serangga Tomcat, sekitar 1-35 mm dengan perpaduan warna orange dan hitam. Bila dilihat sekilas, bentuknya seperti semut dan kalajengking namun memiliki sayap.

            Tidak seperti jenis serangga pada umumnya, Tomcat, memiliki cara terbang yang berbeda. Bila serangga pada umumnya terbang secara horizontal, maka serangga yang memiliki racun berbisa lebih dari ular kobra ini justru terbang secara vertikal.

            Hal ini diungkapkan peneliti dari LIPI, Haris Sutrisno. Dengan cara terbang vertikal, maka kepala Tomcat akan menghadap ke atas saat terbang. Meski memiliki sayap, fungsi sayap Tomcat tidaklah sama dengan serangga lainnya.

"Sebenarnya serangga ini termasuk jenis yang menguntungkan bagi petani, karena termasuk predator hama wereng," kata Haris.

Munculnya kasus Tomcat menyerang manusia, diyakini Haris, karena kawanan serangga ini merasa terganggu dan semata-mata mengeluarkan racun berbisa untuk melindungi diri."Kemungkinan ada yang mengganggu aktifitas mereka," katanya. 


Sebenarnya penyakit kulit yang disebabkan oleh Tomcat, bukan akibat gigitannya melainkan cairan yang keluar dari tubuhnya bila merasa terancam. Karena itu bagi yang menemukan serangga ini, dilarang untuk memukul untuk membunuhnya dan hindari bersentuhan langsung. Karena jika dipukul maka akan keluar cairan tubuh Tomcat yang disebut Hemolimfi mengandung toksin yang bernama paederin. Toksin inilah yang disebut 12 kali lebih berbahaya dari bisa ular kobra. Toksin ini juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.

Bila terlanjur terkena racun Tomcat, hingga menyebabkan luka, hindarilah kontak luka dengan cahaya matahari. Karena akan menyebabkan bekas luka semakin menghitam dan sulit dihilangkan. 

Serangga TomcatUntuk itulah sangat penting untuk melakukan pertolongan pertama yang benar pada penderita gigitan Tomcat. Karena jika luka tambah parah, maka akan semakin sulit menghilangkan bekas luka termasuk penanganan kesembuhannya.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama, mengimbau masyarakat untuk tidak perlu resah. 

"Jika bertemu serangga jenis ini, jangan disentuh apalagi dibunuh dengan cara dipencet. Ini agar racun tidak mengenai kulit. Lebih baik diusir saja atau dibuang ke tempat yang aman," ujarnya.

Jika tak sengaja bersentuhan, disarankan untuk segera mencuci bagian tubuh yang bersentuhan dengan serangga tersebut dengan menggunakan air dan sabun. Juga bisa menggunakan antiseptik. ''Jika dampak racunnya masih ada, segera ke klinik atau dokter terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,'' tambahnya.

Berdasarkan hasil penelitian, serangga Tomcat tertarik untuk masuk ke rumah-rumah warga karena pada malam hari, cahaya-cahaya lampu dari rumah wargalah yang menarik Tomcat. Hal inilah yang terjadi pada sejumlah rumah dan Rusunawa di Surabaya.

Wabah Tomcat ini juga bukan yang pertama terjadi di Indonesia. Negara-negara seperti Australia, Malaysia, Srilangka, Nigeria, Kenya, Iran, Afrika Tengah, Uganda dan beberapa negara di benua Amerika juga pernah dilaporkan mengalami hal yang sama.''Sebenarnya Tomcat ini sahabatnya petani. Termasuk predator hama wereng yang mengganggu tanaman pangan 

Berikut ini adalah tips-tips untuk mengatasi Tomcat:


Jangan ditepuk
Bila ada tomcat yang hinggap di tubuh, jangan sesekali mencoba mengusir dengan menepuknya. Pasalnya, jika itu dilakukan, tomcat akan mengeluarkan racun. 
Goyangkan tubuh
Untuk menjatuhkan tomcat, cukup menggoyangkan bagian badan hingga serangga itu terjatuh. Kemudian barulah menginjaknya hingga mati menggunakan alas kaki. Dengan begitu tomcat tidak akan mengeluarkan toksin-nya.
Bersihkan sisa tomcat
Setelah berhasil dimatikan dengan diinjak, seseorang harus langsung membersihkan noda yang ada di lantai, agar toksin yang ada tidak tersentuh. 
Luka basah jangan kena sinar matahari
Jika seseorang sudah terlanjur terkena infeksi sehingga menyebabkan luka, jangan sampai luka yang masih basah terkena sinar matahari. Hal ini dapat menyebabkan bekas hitam dari luka sulit dihilangkan. 
Bilas dengan air dan sabun
Bila telanjur kena toksin, segera membilasnya dengan air serta sabun. Baru kemudian gunakan salep anti gatal.
Salep
Untuk salep yang direkomendasikan adalah salep kortikosteroid+salep antibiotik (seperti 
salep yang mengandung Betamethasone[kortikosteroid] dan Neomycin[antibiotik]). 
PERHATIAN! SALEP YANG DIGUNAKAN UNTUK PERAWATAN AKIBAT TOMCAT BUKAN SALEP ACYCLOVIR 5%. Karena salep Acyclovir 5% merupakan salep antivirus yaitu untuk pengobatan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus seperti pada penyakit Herpes.  
Jadi, intinya "Tomcat" memang beracun namun tak mematikan oleh karena itu jangan terlalu panik bila bertemu dengan Tomcat. Cukup menjaga jarak saja.





No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search