[Latest News][6]

Artikel
Dentistry Ebook
Medical Ebook

Klasifikasi Abrupsio Plasenta


Abrupsio plasenta atau Solusio plasenta dapat didefinisikan sebagai terlepasnya atau separasi prematur plasenta, baik sebagian atau seluruhnya dari tempat implantasi normalnya pada lapisan desidua endometrium setelah usia kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir. Bila terjadi pada usia kehamilan di bawah 20 minggu, maka mungkin akan didiagnosis sebagai abortus imminens.1,2 

Berdasarkan luas separasi plasenta yang terjadi, abrupsio plasenta dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
-          Abrupsio plasenta parsialis
Separasi plasenta hanya terjadi pada sebagian plasenta, namun tidak terlepas seluruhnya.1
-          Abrupsio plasenta totalis
Separasi plasenta lebih luas, hingga seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus.1
-          Ruptura sinus marginalis
Separasi plasenta hanya terjadi pada pinggir plasenta.1

Berdasarkan  manifestasi klinis dan pemeriksaaan laboratorium  yang didapatkan, abrupsio plasenta dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan (grade) sebagai berikut.
-          Grade 0
Biasanya asimtomatik, diagnosis ditegakkan setelah plasenta dilahirkan.2,3
-          Grade 1
Perdarahan pervaginam dalam jumlah kecil dan aktivitas uterus abnormal (tonus meningkat) atau iritabilitas. Denyut jantung janin dalam batas normal. Status hemodinamik maternal dalam batas normal, dan status koagulasi serta temuan laboratorium dalam batas normal.2,3
-          Grade 2
Perdarahan pervaginam dalam jumlah sedang, uterus tegang atau dengan palpasi frekuen, dan  kontraksi yang terasa nyeri. Denyut jantung janin dapat menurun atau deselerasi lambat. Status hemodinamik maternal menunjukkan tanda-tanda kompensasi, seperti hipotensi ortostatik dan takikardi, namun tekanan darah masih dalam batas normal, serta kadar fibrinogen dapat menurun.2,3
-          Grade 3
Perdarahan uterus eksternal derajat ringan hingga berat. Uterus terasa nyeri dan tegang, terjadi kematian janin, status hemodinamik maternal tidak stabil, sehingga muncul tanda-tanda deplesi volume berat seperti hipotensi dan takikardi, trombositopenia dan abnormalitas status koagulasi, serta kadar fibrinogen <150mg/dl.2,3
       Berdasarkan perdarahan yang terlihat, maka abrupsio plasenta dapat dibedakan menjadi 3 tipe sebagai berikut.
-          Revealed
Tipe ini merupakan tipe abrupsio plasenta yang paling sering ditemukan. Setelah terjadi separasi plasenta, darah ikut mengalir turun antara membrane dan desidua, selanjutnya darah keluar melalui canalis cervicalis, sehingga dapat terlihat perdarahan eksternal.3
-          Concealed
Pada kasus yang lebih jarang, darah terakumulasi di belakang plasenta yang terlepas (hematoma retroplasenta) atau di antara membrane dan desidua, namun darah tidak keluar melalui canalis cervicalis, sehingga tidak terlihat perdarahan eksternal. Darah dapat mengalami ekstravasasi ke dalam kantong amnion setelah dilakukan amniotomi.3
-          Campuran (Mixed)
Pada tipe ini, sebagian darah terakumulasi di dalam uterus (concealed) , dan sebagian dikeluarkan melalui canalis cervicalis (revealed).3

Gambar Klasifikasi abrupsio plasenta
(A)concealed,(B)revealed,(C)Marginal,(D)Preplacental3

     Berdasarkan berat ringannya gambaran klinis sesuai dengan luas permukaan plasenta yang terlepas, abrupsio plasenta dapat dibedakan sebagai berikut.
-          Abrupsio plasenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% atau kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. tumpahan darah yang keluar terlihat seperti pada haid bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. Gejala- gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.1
-          Abrupsio plasenta sedang
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum mencapai 50%. Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum mencapai 1.000 ml. Umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus-menerus, denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi, dan takikardia.1
-          Abrupsio plasenta berat
Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50% dan jumlah darah yang keluar telah mencapai 1.000 ml atau lebih. Pertumpahan darah bias terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda klinik jelas, keadaan umum penderita buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai pada oligouri biasanya telah ada.1

Daftar Pustaka
1. Rachimhadji T., Wiknjosastro G.H., Ilmu Kebidanan: Pembuahan, Nidasi dan Plasentasi,Plasenta   dan   Cairan   Amnion,   4th  ed,   2014,   Jakarta,   PT   Bina   Pustaka   SarwonoPrawirohardjo
2. Decherney AH, Nathan L, Laufer N, Roman AS. Current diagnosis and treatment obstetrics and gynecology. 11th edition. New York: McGraw-Hill Medical; 2013. p567-71
3. Dutta DC. DC Dutta’s textbook of obstetrics. 8th edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2015. p294-301





No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search